Kamis, 13 November 2008

Menjadi Tua

Si Pembaca Buku

Menjadi tua membuatku semakin terikat dengan rumahku. Aku menjadi seperti kura-kura yang membawa rumahnya kemanapun dia pergi. Kadang akupun takut menyembulkan kepalaku melihat dunia luar yang penuh warna itu dan memilih mendekam dalam rumahku. Aku menemukan dermagaku, merapatkan kapalku dan enggan untuk pergi jauh lagi. Namun, seringkali aku membuat kesalahan, egoku yang terlalu tinggi, rasa sombong dan merasa bisa persis seperti anak-anak yang berumur 4 tahun terkadang membuatku menerima hukuman untuk meninggalkan kenyamananku itu... Ah... kesombongan, apapun bentuknya tetaplah kesombongan walaupun dia terbungkus dengan segala kerendahan hati tetapi tetaplah seperti kata temanku "kesombongan itu seperti orang yang merendahkan diri di atas menara"....

Menjadi tua, tidak membuatku menyesali kesalahan-kesalahan masa mudaku. Kesalahan-kesalahan itu tak bisa diperbaiki, dia hanya bisa dijadikan legenda bagi diri sendiri, begitu kata Coelho. Andaikan aku diberi pilihan untuk mengulang masa laluku, mungkin aku bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah kulakukan, tetapi aku yakin aku pasti membuat kesalahan-kesalahan yang lain. Tentu aku tidak ingin menjadi seperti Sisyphus dalam mitology Yunani. Dia dihukum menggelindingkan batu yang besar ke puncak bukit yang terjal, namun sebelum batu itu sampai di puncak, sang dewa menggelindingkan batu itu ke bawah lagi dan Sisyphus harus mulai lagi menggelindingkan batu itu ke puncak. Seperti itulah aku pikir, jika aku diberi kesempatan untuk mengulang masa laluku. Aku menjadi muda lagi, membuat kesalahan lagi, lalu aku menjadi tua dan ingin memperbaiki kesalahan, aku berharap menjadi muda lagi dan seterusnya.... Lantas...., kapan hidupku akan berhenti jika hal seperti itu terjadi.

Aku mensukuri hidupku, apapun yang terjadi... aku berbuat kesalahan, aku berbuat kebaikan.
Aku mensukuri bahwa hidupku tidak ditimbang atas dasar kesalahan dan kebaikanku, tetapi atas dasar kemurahan Sang pemberi hidup yang menjanjikan keabadian setelah kematian.

Berlin, 9 November 2008

Tidak ada komentar: