Selasa, 09 Maret 2010

Kodok, Anjing dan Monyet

Kodok (Paulo Coelho: The Winner Stands Alone)

Berbagai studi biologi menunjukkan bahwa jika seekor kodok ditaruh dalam panci berisi air dari kolam temap tingalnya, kodok itu akan tetap dalam panci, tanpa bergerak, sementara airnya pelan-pelan dipanaskan. Kodok itu tidak bereaksi terhadap meningkatnya suhu dalam panci serta perubahan di sekelilingnya. Lalu saat airnya mendidih, kodok itu pun mati, dalam keadaan gendut dan bahagia.

Tapi seandainya kodok tersebut dimasukkan ke dalam sepanci air yang sudah mendidih, kodok itu akan langsung melompat keluar dengan kulit terkelupas, tapi tetap hidup!

Aku seperti kodok yang direbus tadi. Aku tidak menyadari perubahannya. Kukira semua baik-baik saja, keadaan buruk pasti berlalu, tinggal menunggu waktu. Aku siap mati karena telah kehilangan hal terpenting dalam hidupku, tapi bukannya bereaksi, aku malah duduk berendam dengan apatis dalam air yang lama-lama makin panas.

Beberapa kodok yang direbus beranggapan bahwa yang terpenting adalah sikap patuh, bukan kemampuan: siapa pun yang mampu, pasti jadi pemimpin, sementara yang memiliki akal sehat akan patuh. Jadi apa arti semua ini? Lebih baik berhasil melewati sebuah situasi yang sulit sedikit terkelupas, tapi masih hidup dan siap beraksi.


Anjing dan Monyet (Malcom Gladwell: What the dog saw)

Segala yang kita tahu tentang anjing memberi kesan bahwa, khas pada anjing di antara semua hewan lain, anjing adalah pemerhati gerak-gerik manusia.

Ahli antropologi Brian Hare telah melakukan percobaan-percobaan dengan anjing, misalnya menaruh sepotong makanan di bawah satu dari dua cangkir yang diletakkan terpisah sejauh beberapa puluh sentimeter. Anjing tahu bahwa ada makanan yang bisa didapat, tapi tidak tahu cangkir mana yang menutupinya. Lalu Hare menunjuk cangkir yang benar, mengetuk cangkir itu, memandang cangkir itu. Apa yang terjadi? Si anjing selalu memilih cangkir yang benar. Tapi ketika Hare melakukan percobaan yang sama dengan simpanse -hewan yang 98,6 persen gennya sama dengan kita - simpanse tak bisa memilih yang benar. Anjing akan memandangi Anda untuk minta bantuan, sementara simpanse tidak.

Primata sangat jago dalam memanfaatkan petunjuk dari spesies yang sama, Hare menjelaskan. Tapi mereka tidak mahir menangkap petunjuk dari manusia kalau diajak kerjasama. Mereka tidak mengerti. Tapi keistimewaan anjing adalah karena anjing memperhatikan manusia ketika manusia melakukan sesuatu yang sangat manusiawi seperti berbagi informasi tentang sesuatu yang diinginkan pihak lain. Anjing lebih pintar daripada simpanse, anjing punya sikap yang berbeda terhadap manusia. Anjing benar-benar tertarik pada manusia. Tertarik sampai ke tingkat terobsesi. Bagi anjing, anda seperti bola tenis raksasa yang bisa berjalan.

Tidak ada komentar: